8 Pura atau Pelinggih di Menjangan Bali

Pura Menjangan cukup terkenal untuk umat Hindu di pulau Dewata Bali dan menjadi satu diantara tujuan untuk wisata snorkeling dan diving saat wisatawan berlibur ke area wisata Bali Barat. Pulau Menjangan hanya daratan kecil seluas 175 hektar di sisi Taman Nasional Bali Barat.

Pulau Menjangan ini, tidak ditempati oleh manusia tapi didominasi oleh hewan Menjangan. Karena pulau tidak memiliki penghuni maka diberi nama pulau Menjangan.

Pengunjung ke pulau ini, lebih dominan masyarakat yang akan melaksanakan persembahyangan, dan beberapa wisatawan untuk nikmati daya tarik alam bawah lautnya untuk wisata diving.

Untuk menuju ke pulau Menjangan itu tentu saja cukup dengan transportasi laut, yakni dengan perahu motor atau boat dari dermaga Lalang sama waktu menempuh 30 menit atau dari dermaga Banyuwedang sama waktu menempuh 40 menit. Piodalan. Pujawali atau petoyan di Pura Menjangan bersamaan dengan Purnama Kapitu.

Lokasi Pura Menjangan

Pura Menjangan ini berada di Pulau Menjangan Desa Sumber Klampok, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Buleleng. Pura Menjangan memang lumayan terkenal untuk umat Hindu untuk maksud Tirta Yatra, lokasinya di seberang pulau, tanpa penghuni manusia.

Alamnya cantik apa lagi alam bawah lautnya, situasiya privacy dan damai, membuat pulau Menjangan ini cukup unik dan khusus, memberi hidangan deskripsi alam yang tenang, magic dan cantik, hingga jadi sebagai tempat rekreasi dan arah tur oleh pelancong yang berlibur ke pulau Dewata Bali.

8 Pura atau Pelinggih di Menjangan Bali

Cara Menuju Pura Menjangan

Meskipun Pura Menjangan di Buleleng ini ada di seberang pulau, fasilitas transportasi dengan boat atau perahu motor ke arah ke arah tempat ini lumayan gampang, jarak menempuh yang tidak demikian jauh, cuma perlu 30 menit saja ke arah lokasi, anda dapat sewa perahu atau boat secara mudah dari pelabuhan penyeberangan.

Harga sewa boat semakin lebih murah dari Labuan Lalang semakin lebih murah dibanding sewa perahu boat dari pelabuhan Banyuwedang, karena jarak menempuh dari Labuan Lalang lebih dekat.

Pada sebuah boat dapat muat sampai 10 orang penumpang dengan sewa sewa, hingga harga semakin lebih murah kembali bila anda ke pulau Menjangan dengan group.

Pura Menjangan seperti berada di pulau terkucil, tanpa keramaian dan tanpa keributan, membuat mereka yang akan mendekat dengan Si Pembuat lebih khusyuk dan tenang.

Situasi di saat pagi hari dari Pura Menjangan, anda dapat melihat keelokan matahari keluar dengan prima, hingga pulau Menjangan jadi tempat rekreasi untuk melihat sunrise yang lumayan menarik di Bali.

Pulau Menjangan memberi hidangan khusus ke mereka yang lakukan pemujaan pada tempat ini, selainnya dapat melihat keelokan panorama laut biru.

Saat pagi harinya anda dapat melihat pemandangan matahari keluar, hingga pulau Menjangan menjadi rekreasi religius keluarga anda.

Sejarah Pulau Menjangan

Ada narasi atau cerita yang mendasari berdirinya pura di pulau Menjangan ini, semua bermula dari perjalanan Hyang Sidhi Mantra yang pergi dari Jawa ke Bali, hingga di pulau Menjangan ini dibangun Pura Segara Giri Kencana untuk tempat menyembah beliau.

Dari tempat berikut, kabarnya beliau mencatatkan tongkatnya hingga daratan Bali dan Jawa terpisah, supaya putranya yakni Bang Manik Angkeran tidak balik lagi ke Jawa dan tinggal di Bali. Untuk tersebut di Menjangan dibuat pura namanya Pura Segara Giri Dharma Kencana (segara = laut, Giri = bumi, Dharma = kebenaran, Kencana = garis)

Pilih waktu terbaik berkunjung pulau Menjangan, selainnya aktivitas pemujaan anda bisa juga nikmati alam sekelilingnya ialah waktu di ujung musim penghujan, saat tumbuhan cantik dan hujan bersemi, hingga teritori pulau kelihatan hijau dan menambahkan situasi keelokannya yang bersatu dengan alam laut.

8 Pura atau Pelinggih di Menjangan Bali

8 Pura atau pelinggih di pulau Menjangan

Bersembahyang ke Pulau Menjangan, karena itu minimal ada 8 buah pura sebagai tujuan pemujaan, sesudah dengan diawali matur piuning, di pelinggih pertama kali yang berada beberapa mtr. dari pelabuhan, saat sebelum meneruskan ke pura selanjutnya.

1. Pura Taman Beji

Ini ialah pura pertama, lokasinya tidak jauh dari pelinggih pertama, di sini dipampang informasi beberapa tahap pemujaan ke pura selanjutnya. Dapat santai sesaat di sini, ada bangunan kecil di luar pura sebagai tempat menanti atau santai.

Perjalanan ke arah pura selanjutnya tidak sangat jauh, anda punyai saat yang cukup bebas, sekalian nikmati perjalanan selanjutnya.

2. Pesraman Agung Kebo Iwa (Hyang Brahma Ireng)

Ikuti jalan setapak karena itu pura selanjutnya ialah Pesraman Agung Brahma Ireng, tempat penyembahan untuk Patih Kebo Iwa, berada di samping kiri jalan. Kebo Iwa ialah seorang patih yang sakti mandraguna dari kerajaan Bedahulu, kerajaan salah satu yang tidak ingin runduk dengan Majapahit.

Panglima militer yang dihormati kerajaan di Bali ini sama dengan kedahsyatan Patih Gajah Mada. Pemujaan di sini mendapatkan karunia abu ireng (alternatif bija) yang ditempatkan di kening.

3. Pagoda Agung Dewi Kwan Im (Dewi Kemakmuran)

Pelinggih Dewi Kwam Im ini berwujud pagoda, sudah diketahui banyak pura besar di Bali ada pelinggih Klenteng, ini menunjukkan akulturasi budaya yang terbangun baik dari periode lalu. Dalam pagoda ada beberapa patung Dewi Kwam Im yang juga dikenal sebagai dewi kemakmuran.

Menghaturkan sembah pada tempat ini diperintah oleh Jro Mangku hanya cukup memakai fasilitas dupa yang sejumlah ganjil, tidak dikenankan memakai fasilitas daging terhitung telur, cuma buah, bunga dan aroma.

4. Pendopo Ida Bhatara Lingsir Dalam Gajah Mada (Hyang Wisnu Murti)

Pura selanjutnya masih di lokasi yang bersisihan, yakni ke Pendopo Ida Bhatara Lingsir Dalam Gajah Mada atau yang disebut realisasi Si Hyang Wisnu, situasinya lebih kental dengan nuansa jawa, termasuk pintu kayu yang disebut ornament seni joglo.

Di area pendopo ada patung Kuda Jingkrak, termasuk pelinggih berbentuk patung Gajah Mada, dengan kepala berikatkan warna kain merah dan putih. Usai pemujaan tiap pemedek mendapatkan benang tridatu yang diikatkan pada tangan kanan.

5. Pura Si Hyang Siwa Pasupati

Masih ada pada satu area, pura selanjutnya di pulau Menjangan ini ialah Pura Si Hyang Siwa Pasupati, Pura berasitektur Bali dengan ornament-ornamen seni termasuk pelinggih Padmasana dikuasai oleh warna putih. Di Pura berikut dipercaya tempat berstananya Hyang Pasupati.

Pura ini kelihatan istimewa dan elok, anda yang menyukai hunting photo pasti tidak biarkan masa lalu anda tanpa bidikan camera.

6. Pelinggih Ida Bhatara Lingsir Watu Renggong

Di samping kanan dari Pura Hyang Pasupati, ada pelinggih pura Dalam Erlangga dan Waturenggong. Pasti pura ini mempunyai keterikatan dengan riwayat raja di Bali yakni Dalam Waturenggong yang sempat memerintah Gelgel dari tahun 1460 – 1550.

Dan di saat tersebut Bali Dwipa ini alami periode keemasanya, hingga karena kecakapannya jalankan pemerintah dan dalam penegakan hukum. Usai pemujaan mendapatkan karunia berbentuk bija warna kuning.

7. Pelinggih Si Hyang Ganesha

Pura Menjangan

Meneruskan pemujaan selanjutnya ada di belakang Pura Si Hyang Pasupati, ke arah pelinggih Ganesha yang dipercaya sebagai stana Dewa Ganesha dan Dewi Parwati, sebuah patung Ganesha berdiri istimewa di tepi laut, langkah persembahyangpun sedikit berlainan, telah ada panduan tata langkah pemujaan.

Baca juga : Daftar Tempat Wisata di Buleleng

Pemujaan cukup dengan media dupa saja, sembahyangpun dari belakang pelinggih menghadap ke laut, sesudah diperciki tirta dan karunia bija, selanjutnya ke arah depan arca (patung) Ganesha untuk lakukan sembah sujud dengan mencium kaki pelinggih Ganesha.

8. Pura Segara Giri Dharma Kencana

Ada pura Segara Giri Dharma Kencana yang jadi tujuan pemujaan paling akhir di pulau Menjangan, warna pelinggih dikuasai dengan warna putih. Pura ini mempunyai background riwayat yang cukup unik dan bagus yang terkait dengan perjalanan Dang Hyang Sidhimantra.

Kabarnya pada tempat berikut beliau mencatatkan tongkatnya, hingga Bali yang dahulunya bersatu dengan pulau Jawa jadi terpisah. Pelinggih atau pura itu dibikin untuk menghargai beberapa jasa beliau dalam meningkatkan tuntunan agama Hindu.

Panduan Sembahyang di Pura Menjangan

Bersembahyang ke beberapa pura yang berada di pulau Menjangan, kemungkinan anda perlu beberapa panduan supaya perjalanan pemujaan sepanjang tirta yatra lebih membahagiakan, apa lagi mereka yang ajak keluarga dan anak-anak ikut, beberapa panduan diantaranya;

Keperluan konsumsi khususnya air minum, dapat dibawa dari rumah karena di sini tidak ada pedagang minuman dan makanan.

Pilih beberapa hari besar untuk bersembahyang seperti hari Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon atau hari Raya besar Hindu yang lain hingga jro mangku berada di pura sampai malam.

Jika mekemit bawa serta lampu pencahayaan, karena saat malam harinya listrik dipadamkan
Kamar mandi ada tetapi cukup dengan air laut saja.

Nikmati kecantikan pagi saat anda bermalam (mekemit) di pura, daya tarik alam sunrise bagus sekali di sini.

Labuan Lalang ialah pelabuhan paling dekat ke arah pulau Menjangan, harga ticket boat tambah murah di sini, dibanding di Banyuwedang.

Demikianlah informasi beberapa pura atau pelinggih yang berada di Pulau Menjangan, semoga info itu dapat menolong mereka yang hendak bersembahyang atau Tirta Yatra ke pulau itu. Ikutlah menjaga kebersihan pada tempat suci, tidak boleh lakukan tindakan yang menyalahi etika.

promohotel