Tradisi unik di Bali dengan sejumlah kekayaan budaya dan adat istiadat di Bali yang menjadi daya tarik wisata baik lokal maupun mancanegara. Sejumlah tradisi di Bali yang tidak hanya indah melainkan memiliki makna dan filosofis.
Seperti yang sudah kalian ketahui bahwa Bali merupakan salah satu tujuan wisata. Yang tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah. Melainkan memiliki atraksi budaya dan adat istiadat yang juga menarik para wisatawan untuk datang ke Bali.
Dalam artikel kita akan membahas tentang sejumlah tradisi unik di Bali. Yang masih lestari hingga saat ini di tengah era globalisasi. Sehingga berwisata ke Bali selain kalian dapat mengunjungi sejumlah objek wisata alam yang menggambarkan keindahan alam Pulau Bali.
Kalian pun dapat menyaksikan tradisi di Bali yang telah ada sejak zaman dahulu kala dan tetap lestari hingga saat ini. Yang mana akan menambah pengalaman liburan di Bali.
Perlu kalian ketahui bahwa masyarakat Bali memiliki warisan budaya yang berasal dari leluhur yang telah turun temurun di wariskan. Sehingga Masyarakat Bali sangat menghormati dan menghargai adat istiadat dan tradisi yang telah ada.
Itu mengapa adat istiadat dan tradisi yang telah ada berabad abad lalu tetap terjaga lestari dapat bertahan hingga saat ini. Sehingga saat berwisata ke Bali kalian bisa menemukan sejumlah kebiasaan atau hal hal tradisional yang tetap lestari pada zaman modern.
Masyarakat Bali percaya bahwa setiap budaya dan tradisi yang ada dan di lakukan dengan baik dan berdasarkan berkeyakinan yang baik. Maka akan mendatangkan sesuatu yang baik pada kehidupan umat manusia dan seisi alam semesta kedepannya.
Tradisi Unik Di Bali Jadi Daya Tarik Wisata
Dan tradisi tradisi yang ada di Bali pun tidak terlepas dari penghormatan kepada para leluhur dan keyakinan beragama masyarakat Bali. Bahkan setiap Kabupaten dan daerah Di Bali memiliki tradisi tradisi unik yang di lakukan tidak hanya sebagai penghormatan terhadap para leluhur melainkan juga tradisi tradisi yang memiliki nilai filosofis yang mengandung arti kehidupan.
Dan berikut adalah sejumlah tradisi tradisi unik di Bali yang masih lestari hingga saat ini.
1. Tradisi Nyakan diwang di Desa Banjar
Merupakan salah satu tradisi unik di Bali yang telah ada turun temurun dan juga merupakan tradisi yang sakral. Adapun Penyelenggaraanya di Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng sehari setelah pelaksanaan nyepi. Adapun Nyakan Diwang berarti masak di jalan.
Yang mana masyarakat yang berpartisipasi akan beramai ramai menanak nasi di pinggir jalan atau di luar rumah. Tradisi ini telah berlangsung sejak ratusan tahun dan terlaksana secara turun-temurun serta selalu terlaksana setiap tahunnya.
Sebagai bentuk pembersihan desa atau rumah, terutama pada bagian dapur warga desa Banjar. Adapun dengan kepercayaan bahwa seseorang yang mau melaksanakannya akan terbebas dari leteh atau kotornya dunia. Dan pelaksanaan upacara memiliki waktu untuk memasak di luar rumah yaitu pada jam 03.00 pagi.
2. Tradisi Megibung di Karangasem
Tradisi Megibung sudah ada sekitar tahun 1614 Saka pada saat Raja Karangasem, I Gusti Anglurah Ketut Karangasem berperang untuk menaklukkan kerajaan kerajaan yang ada di Sasak. Yang mana pada saat prajurit sedang istirahat makan.
Sang Raja membuat aturan untuk makan bersama dalam posisi melingkar. Dan Raja pun turut makan bersama sama dengan prajurit. Megibung yang memiliki arti makan bersama yang di lakukan oleh beberapa orang dalam satu tempat makan.
Dan menjadi tradisi yang terus terjaga kelestariannya oleh masyarakat Karangasem. Dalam tradisi megibung terdapat beberapa istilah yang terpakai yaitu istilah sele artinya bagian dari kelompok orang yang bergabung dan duduk bersama untuk menikmati tradisi megibung.
Yang mana masyarakat yang berpartisipasi akan duduk melingkar dengan jumlah peserta sekitar 6 orang. Lalu terdapat istilah gibungan yaitu beberapa sendok nasi dengan alas daun pisang yang berada di atas dulang atau nampan.
Dan istilah karangan yaitu lauk pauk seperti lawar, komoh, urab (kelapa) putih dan barak, urutan, dan sate. Acara Megibung biasanya dapat kalian jumpai dalam sebuah upacara adat dan keagamaan seperti pernikahan, potong gigi, otonan, tiga bulanan anak, melaspas, acara piodalan, bahkan saat upacara ngaben.
Tidak Ada Perbedaan perbedaan status sosial maupun kasta dalam pelaksanaan Tradisi Megibung. Karena Tradisi Megibung memiliki tujuan untuk mengikat kebersamaan warga dan akan terus menjadi tradisi yang turun temurun di Karangasem.
Dan dalam tradisi megibung terdapat beberapa aturan tidak tertulis dan menjadi tata krmaa dalam tradisi Megibung seperti tidak boleh meludah, berdahak, bersin, berteriak, terawa keras, tidak boleh menjatuhkan sisa makanan dari suapan, tidak boleh mengambil makanan yang ada di sebelah kita dan semua tata krama serta sopan santun lain harus di taati dan di jalankan.
Aturan lainnya adalah bila salah satu peserta megibung sudah kenyang maka tidak boleh meninggalkan tempat karena Megibung mengutamakan kebersamaan sehingga saat mereka mulai bersama sama dan mengakhirinya pun bersama sama pula.
3. Tradisi Pemakaman di Desa Trunyan
Tradisi Pemakaman di Desa Trunyan berbeda dengan tradisi pemakaman di Bali pada umumnya. Yang mana masyarakat Desa Trunyan yang telah meninggal, Jasadnya tidak di kubur ke dalam Tanah melainkan jenazah di makamkan di atas sebuah batu besar yang memiliki 7 cekungan dan terdapat pembatas Pagar Bambu sebagai pembatasnya.
Hal ini karena adanya Pohon Taru Menyan yang di perkirakan berusia ribuan tahun yang tumbuh yang menetralisir bau yang di timbulkan, sehingga menjadi tidak berbau.
4. Tradisi Omed Omedan di Sesetan
Omed-omedan berasal dari kata omed yang berarti menarik. Adapun Tradisi omed omedan sudah ada sejak abad ke 17 dan masih berlangsung hingga saat ini. Yang mana pelaksanaanya adalah sehari setelah hari Raya Nyepi.
Adapun peserta tradisi ini adalah para pemuda pemudi. Yang mana mereka terlebih dahulu harus melaksanakan upacara persembahyangan di Pura Banjar untuk memohon kebersihan hati serta kelancaran pelaksanaan ritual adat. Lalu setelahnya kalian dapat menyaksikan pertunjukan tarian barong bangkung.
5. Tradisi Siat Sampian Di Bedulu Gianyar
Siat Sampian merupakan salah satu tradisi unik di Bali yang di gelar di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Dan bertepatan dengan Purnama Jiyestha.
Adapun Siat Sampian berasal dari kata siat yang artinya perang sedangkan sampian yang berarti rangkaian janur yang dipakai untuk sarana upacara keagamaan. Dan sarana sampian tersebut lah yang di pergunakan sebagai senjata untuk menyerang lawan.
Untuk berpartisipasi dalam siat sampian tidak sembarangan orang bisa terlibat dalam tradisi Siat Sampian walaupun merupakan penduduk dari Desa Bedulu itu sendiri. Karena bila sesorang telah di tujuk untuk menjadi pengayah siat sampian maka harus dengan iklas dan senang hati menjalankan perintah dari Ida Bhatara.
Adapun jumlah pengayah Siat Sampian ini juga berbeda beda. Yang mana jumlah pengayah laki laki biasanya lebih banyak dari pengayah perempuan yang biasanya pengayah perempuan berjumlah kurang lebih 35 orang dari Desa Adat Bedulu.
Terdapat 2 tahap dalam melakukan tradisi Siat Sampian. Yaitu tahap Pertama di lakukan oleh pengayah perempuan yang disebut Jero Permas dengan durasi waktu dari matahari terbit sampai setengah hari atau sekitar jam 12 siang. Sedangkan tahap kedua dilakukan oleh Pengayah laki laki yang di sebut dengan jero Parekan.
Adapun Tradisi Siat Sampian juga memiliki arti sebagai simbol perlawanan dharma atas adharma. Dan hal ini terlihat dari adanya sampian yang merupakan simbol senjata cakra Dewa Wisnu.
6. Tradisi Mekotek Di Mengwi Badung
Tradisi Mekotek atau Gerebeg Mekotek adalah salah satu tradisi unik di Bali yang dilakukan di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. Dan digelar setiap 6 bulan sekali tepatnya saat perayaan hari raya Kuningan atau 10 hari setelah Hari Raya Galungan.
Adapun tujuan dari Tradisi Mekotek adalah sebagai prosesi tolak Bala untuk melindungi masayarakat dari serangan penyakit serta memohon keselamatan. Pada awalnya tradisi ini di gelar untuk menyambut kedatangan para pasukan kerajaan Mengwi.
Karena kemenangan pasukan kerajaan Mengwi atas peperangan melawan kerajaan Blambangan yang berada di pulau Jawa. Adapun Tradisi Mekotek memakai sarana tongkat yang di padukan menjadi satu dengan ujung yang mengkerucut menjadi formasi berbentuk piramid.
Dan suara kayu kayu yang berbenturan satu sama lainnya sehingga menimbulkan suara tek tek tek sehingga dikenal dengan nama Mekotek. Tradisi Mekotek di ikuti oelh masyarakat Munggu terutama para pria yang telah berusia 12 tahun hingga 60 tahun. Mereka pun terbagi dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri sekitar 50 orang.
7. Tradisi Perang Ketupat Di Desa Kapal
Perang Ketupat merupakan sebuah acara adat yang mana semua masyarakat melakukan perang dengan saling melempar ketupat. Adapun Perang Ketupat di Bali disebut dengan Aci Rah Pengangon.
Tujuan dari perang ketupat adalah sebagai ucapan syukur atas semua karunia yang telah di limpahkan Sang Pencipta yang mana perayaannya di lakukan satu tahun sekali. Tradisi Perang Ketupat sudah ada sejak tahun 1970 an.
Pada awalnya tradisi ini hanyamelibatkan dua orang laki laki yang bertelanjang dada dan bersenjatakan ketupat serta kue bantal. Dan kedua peserta akan saling menyerang dengan melemparkan ketupat ataupun kue bantal. Dalm Tradisi Perang.
Tidak ada aturan khusus dalam perang ketupat karena para pemain bebas melempar ketupat ataupun kue bantal ke arah manapun di kubu lawan. Masyarakat Desa Kapal mempercayai bahwa dengan melakukan Tradisi Perang Ketupat maka akan memperoleh kesejahteraan.
Dan juga perang ketupat dianggap sebagai simbol dari kemakmuran warga.
8. Tradisi Lukat Geni di Desa Paksebali
Tradisi Lukat Geni di lakukan sebelum Pengerupukan dan disebut juga dengan perang api yaitu sehari sebelum hari raya nyepi. Adapun Lukat Geni berasal dari kata lukat atau melukat yang memiliki arti membersihkan diri secara lahir dan batin dan istilah geni artinya api.
Lukat geni bertujuan untuk melepaskan ataupun mengurangi hal buruk dengan sarana api dan menetralisir kekuatan negatif dari alam serta menghilangkan sifat buruk pada diri manusia sebelum merayakan Catur Brata Penyepian. Sehingga semua seisi alam menjadi seimbang serta tercapai keharmonisan
Tradisi Lukat Geni di laksanakan di Catus Pata Desa Paksebali. Adapun senjata api terbuat dari daun kelapa kering yang diikat lalu di bakar. Hal menariknya dari perang api ini adalah tidak ada masyarakat yang terluka meskipun menggunakan sarana api bahkan peperangan tersebut tidak menimbulkan amarah diantara masyarakat justru tradisi ini mempererat tali persaudaraan.
9. Tradisi Gebug Ende di Desa Seraya
Tradisi Gebug Ende merupakan tradisi permohonan untuk meminta hujan yang dilaksanakan saat musim kemara dan di gelar tiap tahun. Adapun pesertanya merupakan laki laki dewasa desa Seraya dan sekitarnya. Namun bila ada anak anak yang ingin turut serta maka mereka diperbolehkan untuk berpartisipasi.
Pelaksanaan Tradisi Gebug Ende di laksanakan dengan mengadu 2 orang peserta yang akan bertarung dengan rotan dan di lengkapi dengan Perisai yang di sebut Ende untuk menangkis serangan dari lawan. Adapun panjang rotan sekitar 1,5 hingga 2 meter untuk memukul lawan yang di beri nama Gebug dan Tradisi Gebug Ende berlangsung sekitar 10 menit.
10. Tradisi ogoh ogoh saat pengerupukan
Adapun filosofi yang di sampaikan pada saat pawai ogoh ogoh adalah manusia diwajibkan untuk menjaga alam dan sumber daya alam serta tidak merusak alam. Umumnya ogoh ogoh di buat sebagai simbol bhuta kala yang kemudian akan di arak. Yang menjadi simbolisasi dari segala sifat buruk dan kejahatan yang ada di kehidupan manusia.
Pelaksanaan pawai ogoh ogoh dilakukan sehari sebelum Nyepi pada setiap wilayah banjar yang ada di Bali.
11. Ngaben Tikus
Ngaben Tikus atau Ngaben Bikul merupakan sebuah tradisi upacara Nangluk Mrana. Yang mana kata Nangluk berarti emapangan, tanggul, pagar, atau penghalang. Sedangkan kata Mrana artinya hama atau bala penyakit yang merusak tanaman.
Adapun Ngaben Tikus bertujuan untuk mengusir hama tikus yang kerap menyerang tanaman padi milik warga. Masyarakat akan bersama sama memburu tikus di sekitar persawahan, kemudian di buatkan bade dan sarana upacara lainnya untuk melakukan upacara ngaben tikus.
12. Tradisi Siat Sambuk di Banjar Pohgending
Tradisi Siat Sambuk dilaksanakan pada waktu sebelum matahari terbenam dan sehari sebelum hari raya Nyepi. Adapun Tradisi Siat Sambuk terdiri dari dua pasukan yang di bagi menjadi Wong Kaja dan Wong Kelod.
Dan masing masing kelompok pasukan menyiapkan senjata berupa serabut kelapa yang telah di bakar untuk berperang. Dan dalam pelaksanaanya tradisi tidak pernah ada peserta yang terluka.
13. Tradisi Mekare Kare di Desa Tenganan
Mekare kare atau Perang Pandan merupakan dalah satu tradisi unik di Bali dan merupakan rangkaian pelaksanaan Usaba Sambah yang di lakukan selama 2 hari. Adapun pelaksanaan tradisi merupakan penghormatan yang di lakukan masyarakat Tenangan terhadap Dewa Indra atau Dewa Perang.
Dan di sebut sebagai Perang Pandan karena menggunakan pandan berduri sebagai senjata. Dan para peserta perang akan di lengkapi perisai yang terbuat dari bahan rotan. Adapun biasa yang berpartisipasi dalam tradisi mekare kare adalah para kaum laki laki desa Tenganan.
Dan setelah perang bagi peserta yang mengalami luka akan di obati dengan ramuan tradisional dari parutan kunyit, lengkuas, dan minyak kelapa.
14. Tradisi Siat Yeh di Banjar Teba Jimbaran
Adapun Istilah Siat Yeh berasal dari kata siat yang artinya perang serta kata yeh berarti air. Sehingga memiliki arti tradisi perang air. Dan Tradisi Siat Yeh biasanya di laksanakan sehari setelah hari raya Nyepi.
Adapun sejarah dari Tradisi Siat Yeh berhubungan dengan dua sumber mata air Desa Jimbaran yakni pantai suwung (rawa) yang berada di sebelah timur dan pantai segara (laut) yang berada di sebelah barat.
Yang mana kelompok pemuda yang berasal Banjar Teba, Jero Kuta, Kalang Anyar, dan Perarudan akan bermain air ke daerah timur yaitu suwung (rawa). Sementara kelompok pemuda yang berasal Banjar Menega, Pasalakan, Mekar Sari, dan Ubung pergi ke pantai segara.
Lalu kedua kelompok pemuda bertemu dan akan saling menyiramkan air satu sama lainnya. Tradisi Siat Yeh Mengandung Filosofis akan kehidupan yang mana bahwa sebagai manusia selalu berperang dengan dirinya sendiri ataupun pikirannya sendiri dalam kehidupan sehari hari.
Dan sebagai manusia yang harus menjaga agar kemakmuran senantiasa bersama dengan kehidupan manusia.
Adapun pelaksanaan Tradisi Siat Yeh berdasarkan wujud rasa syukur dan bakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dan Tradisi Siat Yeh juga memiliki makna sebagai penglukatan atau penyucian diri. Masyarakat Desa Adat Jimbaran mempercayai bahwa tradisi Siat Yeh merupakan penglukatan agung untuk membersihkan diri melalui sarana berupa air tawar dan air laut.
15. Tradisi Mepantigan
Mepantigan memiliki arti saling membanting. Tradisi Mepantigan di lakukan dalam lumpur yang mana peserta bertanding satu lawan satu dengan cara membanting lawan lalu bergulat dan mengunci lawan.
Dan tradisi ini di perlukan keberanian serta teknik agar dapat membanting lawan di lumpur. Dan tradisi ini pun terlihat layaknya sebuah gulat lumpur karena para peserta saling bergumul dan saling banting di lumpur.
Adapun aktivitas mepantigan memiliki kemiripan dengan pencak silat, hanya saja tradisi Mepantigan lebih banyak menunjukan gerak kunci dan gerakan membanting untuk menaklukkan lawan.
16. Tradisi Mbe Mbedan
Tradisi Mbed mbedan merupakan salah satu tradisi unik di bali yaitu seperti permainan tarik tambang yang sudah ada sekitar tahun 1474 masehi dan pelaksannanya sehari sesudah perayaan Nyepi.
Dan memiliki makna yang mendalam yaitu dengan menggelar tradisi tersebut maka keselamatan dan anugerah dari Ida Sang Hyang Widhi wasa dan menghampiri mereka. Serta memiliki tujuan sebagai penghormatan orang suci yang berjasa atas keberadaan desa Semate tersebut.
17. Tradisi Gerebong
Tradisi Ngerebong pelaksanaanya setiap 6 bulan tepatnya 8 hari setelah Hari Raya Kuningan. Adapun tradisi ini berasal dari kata Ngerebong yang berarti berkumpul. Dan ada pula yang menyebutkan bahwa Ngerebong juga berasal dari kata ngereh dan baung yang kemudian bergabung menjadi Ngerebong yang berarti penggabungan akasa pertiwi atas dan bawah.
Tradisi Ngerebong bertujuan untuk mengingatkan manusia bahwa sangat penting menjaga keselarasan dan keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan sesama dan juga dengan alam supaya kehidupan menjadi damai dan indah.
Hal yang paling mendebarkan dari tradisi ini adalah saat kaum pria yang dalam keadaan kerauhan meminta keris untuk di tancapkan ke tubuh. Yang mana Keris tersebut di tusukkan di dada, ubun-ubun dan leher. Dan benar benar kuasa sang pencipta, mereka seolah kebal oleh senjata tajam dan tidak terluka walaupun telah di hujamkan keris berkali kali.
Tips Liburan hemat berlibur ke Bali di akhir tahun
Tips Liburan hemat berlibur ke Bali di akhir tahun untuk kalian yang ingin berlibur bersama dengan orang orang terdekat. Berikut ini adalah beberapa tips berlibur akhir tahun untuk kalian yang ingin menghabiskan pergantian tahun di Bali
1. Tentukan dahulu kawasan wisata mana yang akan kalian tuju. Mengingat Pulau Bali memiliki banyak sekali kawasan wisata yang menjadi sentra dan akan ramai saat pergantian tahun baru.
Sehingga kalian bisa mencari tentang informasi biaya untuk berada di kawasan tersebut seperti biaya penginapan dan biaya konsumsi.
2. Aktivitas wisata apa yang ingin kalian lakukan saat berada di Pulau Bali karena pulau ini memiliki banyak sekali aktivitas wisata. Sehingga sebelum datang ke Bali kalian dapat membuat perencanaa sendiri. Dan memasukan hal hal apa saja yang akan kalian lakukan di Bali.
Seperti Naik ATV, mencoba water sport atau trekking ke sejumlah perbikutan dan pegunungan yang ada di Bali dan Rafting di Sungai Ayung.
3. Mencari tau tentang diskon atau pun promo liburan menjelang akhir tahun yang banyak di tawarkan oleh biro biro perjalanan wisata Bali, maskapai penerbangan serta tempat tempat menginap di Bali dan sejumlah tempat makan di Bali.
Sehingga kalian dapat mengunakan diskon dan promo tersebut sebagai penghemat budged.
4. Cari lah penginapan yang murah tetapi tidak murahan. Nah kalian harus pintar pintar melihat promo dan diskon yang di tawarkan oleh penginapan penginapan tersebut. kaian harus mencari informasi tentang keamanan dan kenyamanan serta fasilitas dari penginapan tersebut. Kalian dapat melihatnya dari review review dan ulasan mengenai penginapa penginapan tersebut.
5. Carilah informasi tentang wisata kuliner dan wisata belanja yang mungkin akan kalian lakukan saat berlibur ke Bali. sehingga kalian mengetahui tempat tempat mana saja yang sekira cocok untuk kalian kunjungi sebagai bagai dari wisata kuliner dan wisata belanja.
6. Persiapkan Budget secara matang sehingga kalian dapat mengatur sendiri pengeluaran kalian.
7. Untuk kenyamanan kalian dalam berlibur sebaiknya kalian menggunakan alat transportasi yang aman dan nyaman sehingga liburan kalian berjalan dengan lancar.
Liburan ke Bali
Berikut adalah beberapa artikel yang bisa kalian baca untuk menambah informasi kalian seputar liburan ke Bali
1, Tempat Wisata Untuk Liburan Akhir Tahun Di Bali yang mengupas tempat wisata yang wajib masuk ke list kalian untuk menyongsong tahun baru.
2, Pasar Tradisional Di Bali? Pernahkah kalian berpikir untuk berwisata ke pasar pasar tradisional saat kalian mengunjungi sebuah daerah tujuan wisata? Dan berpikir seperti apa pasar pasar tradisional di daerah tujuan wisata tersebut.
3, Spot Paralayang Bali,menjelajahi keindahan Bali dari ketinggian membawa kalian melakukan petualangan seru dan mendebarkan.
Nah itulah ulasan mengenai Tradisi Unik Di Bali. Semoga artikel ini dapat membantu kalian dalam menemukan Tradisi Unik Di Bali. Dan sampai jumpa pada artikel -artikel selanjutnya mengenai info pariwisata dan aktivitas seru yang dapat kalian lakukan di Bali.