Desa Wisata Blimbingsari. Bali memang selalu punya cerita indah untuk dikisahkan. Pulau seribu pura ini tak hanya menawarkan pantai memesona, pura bersejarah, atau seni tradisional yang mendunia. Di bagian barat Bali, tepatnya di Kabupaten Jembrana, ada sebuah desa yang unik, tenang, sekaligus sarat nilai budaya: Desa Wisata Blimbingsari. Desa ini bukan sekadar tempat persinggahan, melainkan ruang di mana kita bisa merasakan kedamaian hidup, harmoni alam, serta keunikan tradisi yang jarang ditemui di tempat lain di Bali.
Deskripsi Desa Wisata Blimbingsari
Blimbingsari dikenal sebagai desa wisata bernuansa rohani dengan suasana damai yang begitu kental. Desa ini punya keunikan tersendiri, karena mayoritas warganya memeluk agama Kristen, namun tetap hidup berdampingan dengan masyarakat Bali lainnya yang beragama Hindu. Keunikan inilah yang membuat Blimbingsari menjadi contoh nyata kerukunan antarumat beragama di Bali.
Memasuki kawasan desa, mata kita akan dimanjakan oleh suasana hijau pedesaan, jalan yang rapi, serta deretan rumah tradisional dengan sentuhan arsitektur Bali modern. Ada pula sebuah gereja megah yang menjadi ikon desa ini, yakni Gereja Kristen Protestan Bali (GKPB) Blimbingsari, dengan arsitektur khas Bali yang unik—atap limasan dipadu ukiran Bali, menyatu apik antara budaya lokal dan nilai spiritual.
Lokasi Desa Wisata Blimbingsari
Desa Wisata Blimbingsari terletak di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali Barat. Dari Denpasar, perjalanan menuju desa ini memakan waktu sekitar 3,5 hingga 4 jam perjalanan darat. Jika Anda datang dari Pelabuhan Gilimanuk—pintu masuk Bali dari Jawa—jaraknya hanya sekitar 15 kilometer atau sekitar 30 menit perjalanan.
Lokasi : Google Maps
Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari jalur utama Denpasar–Gilimanuk membuat desa ini cukup mudah dijangkau bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Bali Barat.
Daya Tarik Desa Wisata Blimbingsari
Ada beberapa alasan mengapa Blimbingsari layak masuk daftar destinasi perjalanan Anda:
- Gereja Unik Bergaya Bali
Gereja di Blimbingsari bukan gereja biasa. Bangunannya memadukan arsitektur tradisional Bali dengan nuansa rohani yang kuat. Alih-alih lonceng gereja, di sini Anda akan menemukan kulkul (kentongan Bali) yang difungsikan untuk memanggil jemaat. Ornamen ukiran Bali berpadu dengan simbol Kristen, menciptakan keindahan yang sarat makna.
- Harmoni Budaya dan Keberagaman
Di tengah dominasi budaya Hindu Bali, Blimbingsari hadir sebagai desa Kristen yang hidup rukun, penuh toleransi, dan harmonis dengan lingkungan sekitar. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin belajar tentang keberagaman dan kehidupan sosial masyarakat Bali.
- Suasana Desa yang Tenang
Jauh dari hiruk-pikuk kota, Blimbingsari menyajikan suasana pedesaan yang tenang. Udara segar, hijaunya pepohonan, serta keramahan penduduk membuat siapa pun betah berlama-lama. Tempat ini cocok untuk wisatawan yang ingin healing atau mencari inspirasi dalam kesunyian.
- Kearifan Lokal
Selain keunikan arsitektur dan kerukunan masyarakat, Blimbingsari juga kaya akan tradisi lokal. Warga di sini masih menjaga adat dan budaya Bali dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari tata ruang desa hingga upacara tertentu yang berpadu dengan nilai kekristenan.
Jam Buka dan Tiket Masuk
Desa Wisata Blimbingsari terbuka untuk umum setiap hari. Namun, untuk bisa masuk ke area gereja atau mengikuti kegiatan tertentu, sebaiknya Anda datang pada jam kerja atau hari ibadah.
- Jam buka: 08.00 – 18.00 WITA
Tiket masuk: Gratis (donasi sukarela untuk pengelolaan desa dan gereja biasanya diterima dengan senang hati)
Baca Juga : Hutan Mangrove Bali: Keindahan Hijau Tersembunyi di Tengah Denpasar
Cara Menuju Desa Wisata Blimbingsari

Ada beberapa cara menuju Blimbingsari tergantung dari titik awal perjalanan Anda:
- Dari Denpasar: Perjalanan sekitar 3,5 – 4 jam menggunakan kendaraan pribadi atau travel menuju arah barat ke Gilimanuk. Setelah sampai di Melaya, ikuti petunjuk jalan menuju Desa Blimbingsari.
- Dari Gilimanuk: Jarak lebih dekat, sekitar 15 km. Anda bisa naik kendaraan pribadi, taksi, atau ojek menuju desa.
- Transportasi umum: Bus jurusan Denpasar–Gilimanuk tersedia, tetapi untuk masuk ke desa sebaiknya dilanjutkan dengan ojek atau kendaraan sewaan.
Wisata Terdekat dari Blimbingsari
Mengunjungi Blimbingsari bisa Anda kombinasikan dengan beberapa destinasi wisata di sekitar Jembrana:
- Pantai Medewi – Surga para peselancar dengan ombak panjang dan suasana sunset menawan.
- Bunut Bolong – Pohon raksasa berongga yang ikonik, terletak di Manggissari.
- Pantai Perancak – Pantai indah yang tenang, dengan pura bersejarah di tepi laut.
- Taman Nasional Bali Barat – Surga konservasi dengan ekosistem hutan bakau, savana, hingga spot snorkeling di Pulau Menjangan.
- Air Terjun Juwuk Manis – Air terjun alami yang menyegarkan di tengah perbukitan Pekutatan.
Baca Juga : Desa Wisata Mas Gianyar: Surga Seni Pahat Kayu di Jantung Bali
Aktivitas yang Bisa Dilakukan
Selain menikmati suasana desa, ada banyak hal menarik yang bisa Anda lakukan di Blimbingsari:
- Wisata Rohani: Mengikuti ibadah atau tur rohani di Gereja Blimbingsari.
- Wisata Budaya: Belajar tentang toleransi, adat, dan budaya Bali yang berpadu harmonis.
- Fotografi: Spot-spot cantik dengan nuansa arsitektur Bali-Kristen sangat instagramable.
- Kuliner Lokal: Menikmati makanan khas Bali di rumah warga atau warung sekitar desa.
- Trekking Ringan: Menyusuri jalan desa yang rindang sambil menikmati udara segar pedesaan.
Interaksi dengan Warga: Menyatu dengan kehidupan masyarakat desa, merasakan keramahan dan kehangatan mereka.
Kesimpulan Desa Wisata Blimbingsari
Desa Wisata Blimbingsari adalah destinasi unik yang menawarkan lebih dari sekadar pemandangan indah. Ia adalah saksi hidup bagaimana perbedaan bisa menyatu dalam harmoni, bagaimana budaya lokal berpadu dengan keimanan, dan bagaimana sebuah desa kecil di Bali Barat mampu menghadirkan ketenangan sekaligus inspirasi.
Bagi Anda yang ingin merasakan Bali dari sisi yang berbeda—lebih damai, lebih teduh, dan lebih sarat makna—Blimbingsari adalah jawabannya. Di sini, perjalanan bukan hanya soal tempat yang dikunjungi, tetapi juga pengalaman batin yang membekas dalam hati.