Museum Puri Lukisan: Jejak Seni Bali di Jantung Ubud

Museum Puri Lukisan

Museum Puri Lukisan di Ubud bukan sekadar ruang pamer seni—ia adalah jendela menuju jiwa Bali yang penuh warna, simbol, dan kisah. Di balik tembok klasiknya, tersimpan ratusan karya lukis dan ukiran kayu yang mencerminkan semangat, spiritualitas, dan perubahan zaman yang dialami masyarakat Bali sejak era 1930-an hingga kini.

Didirikan oleh kolaborasi seniman Bali dan pelukis asing legendaris, museum ini menjadi pelopor dalam melestarikan dan memperkenalkan seni rupa Bali modern ke dunia. Dari setiap goresan kuas hingga ukiran kayu detail, Anda akan merasakan getaran budaya yang masih hidup, sekaligus menemukan kedamaian dalam suasana taman tropis dan kolam teratai yang mengelilingi bangunan museum.

Lokasi & Nuansa Sekitar Museum Puri Lukisan

Museum ini berada tepat di jantung Ubud, Gianyar—di Jalan Raya Ubud, hanya beberapa langkah dari Puri Ubud dan Pasar Seni Ubud. Lokasinya strategis namun tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota besar, membuatnya menjadi oasis bagi pecinta seni, wisatawan, hingga pelajar budaya.

Lokasi : Google Maps

Apa yang Membuatnya Istimewa?

Puri Lukisan adalah museum seni rupa tertua di Bali, didirikan pada tahun 1956 oleh seniman legendaris Rudolf Bonnet, Walter Spies, dan Cokorda Gde Agung Sukawati. Di sinilah lahir dan berkembang seni lukis Bali modern, namun tetap berpijak kuat pada tradisi leluhur.

Begitu Anda masuk, empat galeri utama akan menyambut dengan karakter masing-masing:

  • Galeri Pitamaha: Lukisan-lukisan klasik Bali dari masa awal kebangkitan seni modern.
  • Galeri Wayang: Menampilkan seni wayang Kamasan yang penuh detail dan cerita Ramayana-Mahabharata.
  • Galeri Ida Bagus Made: Karya-karya penuh spiritualitas dari maestro lukis Ubud.
  • Galeri Pendiri: Ruang dokumentasi sejarah lahirnya museum dan perjalanan komunitas seni Ubud.

Tapi bukan hanya lukisan yang bisa Anda nikmati—patung kayu klasik, taman-taman hijau, kolam teratai, dan nuansa tenang membuat setiap langkah terasa seperti meditasi dalam bentuk visual.

Jam Operasional & Tiket Masuk

Buka: Setiap hari pukul 09.00 – 18.00 WITA (tutup saat Hari Raya Nyepi).

Tiket:

  • Dewasa: Rp 85.000, sudah termasuk minuman selamat datang dan snack.
  • Anak-anak di bawah 15 tahun: Gratis jika didampingi orang tua.

Ada juga paket khusus seperti:

  • Tea time di taman museum (Rp 95.000),
  • Set lunch di restoran museum (Rp 145.000),
  • Dan workshop seni berbayar yang bisa dipesan sebelumnya.

Cara Menuju ke Museum Puri Lukisan

Dari Bandara Internasional Ngurah Rai, perjalanan ke museum bisa ditempuh dalam 1,5 jam menggunakan mobil atau motor. Jalur yang paling umum melewati By-Pass Sanur, Batubulan, dan masuk ke pusat Ubud. Anda juga bisa menggunakan jasa transportasi online atau menyewa mobil dengan sopir lokal, sangat direkomendasikan jika Anda ingin sekalian menjelajah kawasan Ubud.

Aktivitas yang Bisa Dilakukan

Museum ini bukan hanya untuk “melihat”, tapi juga mengalami:

  • Workshop melukis gaya Bali, ukir kayu, membuat batik, hingga seni canang dan tari tradisional.
  • Menikmati kopi atau teh sore di Warung Café museum sambil memandang kolam teratai.
  • Ikut tur berpemandu untuk penjelasan lebih dalam tentang filosofi setiap karya seni.
  • Berfoto di sudut-sudut taman tropis yang estetik—spot Instagramable tanpa kehilangan nuansa budaya.

Tempat Wisata Terdekat dari Museum Puri Lukisan

Setelah mengunjungi museum, Anda bisa lanjut ke:

  • Puri Saren Agung (Istana Ubud) – tempat tinggal raja Ubud, hanya 2 menit jalan kaki.
  • Pasar Seni Sukawati – surganya oleh-oleh seni, tekstil, dan kerajinan Bali.
  • Campuhan Ridge Walk – jalur trekking ringan dengan pemandangan lembah yang indah.
  • Monkey Forest Ubud – hutan suci tempat ratusan monyet berkeliaran bebas.

Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Museum

Museum Puri Lukisan bukan hanya tempat untuk melihat karya seni, tapi tempat untuk menyentuh sejarah, menyelami jiwa budaya, dan merasakan energi kreatif Bali. Ini adalah perhentian wajib bagi siapa pun yang ingin tahu lebih dalam tentang esensi sejati Pulau Dewata—bukan dari brosur wisata, tapi dari mata dan hati para senimannya.

promohotel